Olahraga

'Berbau Politik', Sepak Bola Madura Pecah Tiga

Sabtu, 23 Januari 2016 - 09:31 | 494.37k
Logo klub sepak bola Madura United Football Club. (Foto: facebook MUFC)
Logo klub sepak bola Madura United Football Club. (Foto: facebook MUFC)

TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Sepak bola di pulau Madura yang menggunakan embel-embel nama Madura United (MU) kini menjadi tiga klub. Pertama; Persepam Madura United (PMU), Kedua; Madura United Perssu (MU-P) dan ketiga; yang paling baru Madura United (MU).

Ketiga klub ini ramai diperbincangkan mania bola Madura, di media sosial (medsos). Apalagi terkait dengan kemunculan club baru Madura United (MU) Football Club yang dikaitkan dengan mantan menejer PMU, Achsanul Qosasi (AQ).

Salah satu perbincangannya di fans page facebook PMU soal pecahnya sepak bola Madura. Awal tahun 2010 dianggap sebagai awal kebangkitan sepak bola Madura seiring dengan lolosnya Persatuan Sepak Bola Pamekasan (Persepam) ke Divisi Utama.

Persepam kemudian menjelma menjadi klub PMU di Divisi Utama dengan menejer AQ. Tak butuh waktu lama, PMU kemudian naik kasta ke Indonesia Super League (ISL) selama dua musim kompetisi 2012 sampai 2014.

Tahun 2014 PMU kandas karena harus turun kasta ke Divisi Utama. Diterpa berbagai persoalan, PMU menjelma sebagai Persepam Madura Utama (Persepam MU) yang dimenejeri anggota DPR RI, Said Abdullah.

Namun klub ini hanya mampu bertanding di turnamen Piala Kemerdekaan hingga perempat final. Setelah itu, klub ini mati suri seiring dengan pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda Olahraga Imam Nahrawi.

Nasib yang sama dialami MU-P. Belum sempat berlaga di Divisi Utama, klub yang ber home base di Stadion A. Yani Sumenep ini, ikut-ikutan mati suri. Bahkan sampai saat ini nasibnya belum jelas.

Di tengah buramnya sepak bola Madura, muncul MU yang dikabarkan akuisisi klub asal Bandung, Pelita Bandung Raya (PBR). MU juga memiliki rencana untuk berhome base di Pamekasan atau Bangkalan.

Perpecahan klub sepak bola dengan embel-embel Madura United ini, membuat suporter bingung.

"Jadi bingung mau kemana sepak bola di Madura ini," tulis Charis Alcantara.

Suporter lainnya justru mengingatkan sejarah sepak bola Madura. Ety Angeli menulis "Jasmerah, jangan lupakan sejarah. PERSEPAM didirikan tahun 1970 MU FC SIMSLABIM."

Ada pula yang menilai perpecahan sepak bola Madura karena faktor politik seperti ditulis Mahagung Lepoet, "Sebenarx masalah utamanya adalah si merah vs si biru. Si merah diwakili said abdullah dkk dan si biru diwakili oleh pro achsanul qosasi saat ini."

"Si biru ingin mengambil alih kepengurusan dari si merah. Jadi ide apapun yg nanti dikeluarkn oleh si biru, pasti ujungnya hanya ingin menguasai industri sepakbola madura untuk 2019. Begitu juga si merah kubunya ingin menguasai sepakbola untuk meraup suaranya banyak di tahun 2019," tulisnya.

Haries Raka menulis juga komentar yang berisi, "Persaingan politik sepak bola dijadikan alat... Sdh mulai dulu sepak bola qt seperti ini kapan majunya. Aq itu bagian dari pengurus masa lalu sepak bola indonesia yang gak becus, hanya ada di indonesia tim sepak bola selalu berpindah pindah dan berubah rubah namanya."

Kita tunggu bagaimana sepak terjang klub-klub sepak bola di Madura ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES