Peristiwa

Warga Balung Keluhkan Rendahnya Kualitas Raskin

Senin, 21 Desember 2015 - 18:05 | 34.48k
Suasana sebelum pembagian raskin di Balai Desa Balung Lor, Kecamatan Balung. (Foto: mahrus/jembertimes)
Suasana sebelum pembagian raskin di Balai Desa Balung Lor, Kecamatan Balung. (Foto: mahrus/jembertimes)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Sejumlah warga Desa Balung Lor, Kecamatan Balung, mengeluhkan kualitas beras miskin (raskin) yang dibagikan oleh pemerintah. Warga menilai, raskin yang mereka terima kualitasnya rendah dan tidak layak konsumsi.

“Kami memang masyarakat nggak mampu, tapi masak diberi beras yang kayak gini (tidak layak konsumsi),” kata Sukarman, warga Dusun Krajan, Desa Balung Lor, Kecamatan Balung, Senin (21/12/2015).

Menurut Sukarman, beras yang dia terima selama ini kondisinya hancur. Selain itu, warna berasnya kehitam-hitaman serta terlihat kotor, seperti beras stok lama yang tidak laku terjual. Padahal, dia masih harus mengeluarkan uang sebagai biaya pengganti untuk menebus raskin tersebut.

“Per kilogramnya, saya mengganti Rp 1600. Sedangkan untuk jatah, saya mendapat 5 kilogram setiap kali ada pembagian raskin,” ujarnya.

Ketua RT 2 RW 3 Dusun Krajan, Desa Balung Lor, Imam, menyayangkan kualitas beras yang diterima oleh warganya ini. Padahal, menurut dia, subsidi yang diberikan pemerintah untuk raskin cukup besar, senilai Rp 7.400.

Berdasarkan perhitungan Imam, apabila jumlah itu ditambah dengan biaya yang dikeluarkan warganya Rp 1.600, maka harga raskin itu sebenarnya cukup tinggi, yakni mencapai Rp 9 ribu per kilogramnya.

“Kalau harga segitu buat beli di pasar, sudah mewah (bagus) berasnya,” tandasnya.

Imam pun berharap, pemerintah melalui badan urusan logistik (Bulog), agar lebih memperhatikan lagi kualitas untuk distribusi raskin berikutnya. Karena, sangat disayangkan dengan harga yang cukup tinggi, tetapi beras yang diterima tidak layak untuk dikonsumsi.

Sementara itu, Ketua RT 1 RW 3 Dusun Karang Anyar, Desa Balung Lor, Suwanji menuturkan, sekitar satu bulan yang lalu, warganya sempat mengembalikan raskin yang diterima karena kualitasnya yang dinilai rendah. Sehingga, warga terpaksa mengembalikan beras itu kepada pemerintah desa setempat.

“Dulu katanya mau diganti dengan beras lain, tapi nyatanya sampai sekarang tidak diganti juga,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement




TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES