Peristiwa

Dr. Yogi Ahmad Erlangga, Ilmuwan Matematika Kelas Dunia dari Indonesia

Minggu, 15 November 2015 - 13:02 | 753.20k
Foto Dr. Yogi Ahmad Erlangga, Ilmuwan Matematika Dunia dari Indonesia.
Foto Dr. Yogi Ahmad Erlangga, Ilmuwan Matematika Dunia dari Indonesia.

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA – Ada banyak warga negara Indonesia yang menjadi ilmuwan ternama di dunia. Deretan nama seperti pakar penerbangan BJ Habibie dan penemu teknologi 4G Khoirul Anwar adalah salah satu contohnya. Namun dalam bidang lain, masih ada ilmuwan-ilmuwan yang berasal dari Indonesia dan menjadi buruan para konglomerat dunia bisnis perminyakan.

Ia adalah Dr. Yogi Ahmad Erlangga, asal Tasikmalaya, Jawa Barat, yang berhasil memecahkan rumus matematika Persamaan Helmholtz. Ilmu ini membelenggu para pakar ilmu pengetahuan dan teknologi selama 30 tahun, dan tak seorang pun mampu memecahkannya.

Kini Yogi Ahmad juga menjadi buruan universitas-universitas ternama dunia, untuk sekedar bisa hadir di kampus dan menggelar kuliah umum. Media elektronik juga tak ketinggalan berlomba-lomba mengundang Yogi untuk acara Talk Show.

“Banyak pakar yang menghindari penelitian untuk memecahkan rumus Helmholtz ini karena memang sangat sulit dan rumit,” kata Yogi.

Sarjana cumlaude ilmu aeronautika di ITB dan S2 Matematika Terapan ini lalu melanjutkan S3 di kampus Delft University of Technology (DUT) di Belanda. Ia tertantang oleh perusahaan minyak Shell yang minta bantuan memecahkan rumus Helmholtz. Setelah mengadakan riset dengan menghabiskan dana sekitar Rp 6 miliar yang dibiayai Shell, akhirnya rumus itu mampu dipecahkan Yogi.

Prestasi Yogi tersebut mencengangkan dunia iptek, dan mendapat ucapan selamat dari universitas di EropaI dan USA. Temuannya ini juga membuat banyak perusahaan minyak dunia meminta bantuan Yogi. Dengan rumus itu, mereka dapat 100 kali lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi melalui gelombang elektromagnetik.

Gelombang itu kemudian dipantulkan dari perut bumi dengan akurasi yang sangat tinggi. Serta dipetakan secara 3 dimensi yang sebelumnya sulit dikalkulasi walaupun dengan super komputer sekalipun. Namun yang unik, Yogi enggan mematenkan hasil temuannya tersebut. Ilmuan muda menganggap, mematenkan temuan justru akan menghambat perkembangan ilmu pengetahun selanjutnya.

Ia lebih fokus menyusun thesis S3 jurusan Matematika di kampus DUT Belanda, dan terpilih sebagai thesis terbaik. “Saya ingin temuan ini dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena itu hak manusia. Hak ini bisa dijamin jika ilmu dimiliki publik dan bersifat open source,” kata Yogi.

Industri yang bisa mengaplikasikan rumus ini antara lain industri radar, penerbangan, kapal selam, penyimpanan data dalam blue ray disc (keping DVD super yang bisa memuat puluhan gigabyte data), dan aplikasi laser. Serta ilmu lainnya yang berkaitan dengan gelombang elektromagnetik.

Buku mengenai persamaan Helmholtz yang dibuatnya saat masih di Belanda pun, laris manis dalam waktu singkat. “Tinggal satu (buku) dan saya tak punya fotokopinya lagi,” imbuh pria kelahiran Tasikmalaya 8 Oktober 1974 ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES