Peristiwa Internasional

Depo Mesiu Militer Meledak di Kamboja, 20 Tentara Meninggal Dunia

Minggu, 28 April 2024 - 17:35 | 18.30k
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menghadiri KTT Asia Timur pada KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Indonesia, Kamis, 7 September 2023. (FOTO: Japan Today)
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menghadiri KTT Asia Timur pada KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Indonesia, Kamis, 7 September 2023. (FOTO: Japan Today)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Depo mesiu di Pangkalan Wilayah Militer 3 di Kota Chbarmorn, Provinsi Kampong Speu, Kamboja Sabtu (27/4/2024) meledak hebat, dan menyebabkan 29 tentaranya meninggal dunia.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, Sabtu mengatakan ledakan terjadi sekitar pukul 14.45 (07.45 GMT) di pangkalan militer di provinsi Kampong Speu di sebelah barat ibu kota, Phnom Penh.

"Ledakan itu juga melukai beberapa tentara," kata Hun Manet.

Hari Minggu ini keamanan kemudian diperketat di sekitar pangkalan militer di barat daya Kamboja itu. Sementara itu pihak militer mengakui seluruh truk yang berisi amunisi itu telah meledak.

"Saya sangat terkejut menerima berita mengenai insiden ledakan amunisi," tulis Hun Manet dalam sebuah pernyataan di Facebook setelah menerima berita tentang ledakan di pangkalan di provinsi Kampong Speu.

Gambar-gambar dari lokasi kejadian menunjukkan beberapa bangunan rusak parah dengan api masih membara dan setidaknya satu atapnya pecah. Para tentara yang terluka menerima perawatan di rumah sakit. Foto lain menunjukkan rumah-rumah berlubang di atapnya.

"Empat bangunan, tiga untuk penyimpanan dan satu fasilitas kerja hancur dan beberapa kendaraan militer rusak," kata Kolonel Youeng Sokhon, seorang perwira militer di lokasi tersebut dalam laporan singkat kepada Panglima Militer,  Jenderal Mao Sophan, yang diposting di media sosial.

Ia juga menambahkan, 25 rumah warga desa juga rusak. Kamboja, seperti banyak negara di kawasan ini menderita gelombang panas yang berkepanjangan, dan provinsi tempat ledakan terjadi mencatat suhu tertinggi mencapai 39 derajat Celsius (102 derajat Celsius) pada hari Sabtu.

Meskipun suhu tinggi biasanya tidak bisa meledakkan amunisi, suhu tersebut bisa menurunkan stabilitas bahan peledak dalam jangka waktu tertentu, dengan risiko satu ledakan kecil dapat memicu kebakaran dan reaksi berantai.

Kiripost, layanan berita online berbahasa Inggris mengutip seorang warga sekitar mengatakan ledakan besar terjadi sekitar pukul 14.30, diikuti ledakan kecil selama satu jam berikutnya.

Pheng Kimneang mengatakan jendela-jendela sebuah pabrik di dekatnya pecah dan rumah-rumah sejauh satu kilometer (setengah mil) jauhnya mengalami kerusakan ringan.

Foto-foto pangkalan tersebut menunjukkan pangkalan tersebut berada di lapangan yang luas, tampaknya tidak ada bangunan sipil di dekatnya.

Hun Manet menyampaikan belasungkawa kepada keluarga tentara dan berjanji pemerintah akan membiayai pemakaman mereka dan memberikan kompensasi bagi mereka yang meninggal dan dan terluka.

Hun Manet  telah menginstruksikan Yang Mulia Jenderal Tea Seiha, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Nasional, dan Yang Mulia Jenderal Vong Pisen, Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja untuk segera mengatur pemakaman bagi para prajurit yang tewas dalam insiden ini. "Pantas atas pengorbanan mereka demi bangsa dan tanah air," kata Hun Manet.

Tea Seiha akan mewakili Tuan Hun Manet dalam memberikan penghormatan dan Pemerintah Kerajaan akan bertanggung jawab penuh atas biaya pemakaman.

Pada saat yang sama, Hun Manet juga mengumumkan untuk memberikan dukungan keuangan kepada keluarga tentara yang meninggal dunia sebesar $20.000 per keluarga, dan 20 juta riel untuk setiap tentara yang terluka dalam insiden ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES