Kopi TIMES

Keberlanjutan Biodegradable Plastik sebagai Kemasan Makanan

Minggu, 28 April 2024 - 15:00 | 19.94k
Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas
Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

TIMESINDONESIA, PADANG – Pengemasan merupakan salah satu sistem yang terkoordinasi penting dalam industri pangan dengan tujuan untuk menjaga keamanan dan mutu produk, mulai dari produksi hingga sampai ke tangan konsumen. Di seluruh dunia, diperkirakan sepertiga makanan yang diproduksi dibuang setiap tahun karena berbagai faktor mulai dari proses panen,  pasca panen hingga proses yang kurang tepat serta kondisi penyimpanan yang tidak memadai, yang mengakibatkan pembusukan mikroba, oksidasi, degradasi nutrisi, dan hilangnya daya terima konsumen. Oleh karena itu, pemilihan solusi pengemasan yang memadai yang mampu melindungi setiap produk dan menjaga kualitasnya sangat penting untuk memperpanjang umur simpan makanan, sehingga mencegah timbulnya limbah hasil pertanian dan makanan.

Kemasan plastik konvensional yang berbahan dasar fosil telah mendominasi industri pengemasan makanan sejak kemunculannya pada Perang Dunia Kedua. Hal ini dikarenakan sifat penghalang dan mekanisnya, ketahanan terhadap bahan kimia, daya tahan, sifat yang ringan, serta harga yang tidak mahal. Akan tetapi, saat ini penggunaan plastik konvensional telah berlebihan dan berdampak buruk bagi lingkungan. Masyarakat menggunakan plastik ini untuk sekali pakai dan segera dibuang setelah digunakan sebagai kemasan produk segar ataupun pangan. 

Dengan kondisi ini maka terjadinya penumpukan sampah dalam jumlah besar di tempat pembuangan sampah dan lautan karena plastik konvensional tidak dapat terurai secara alami dan tingkat daur ulang yang rendah. Penumpukan sampah berdampak polutan bagi tanah dan air, selain itu juga dapat meningkatkan kematian satwa liar karena tertelan dan terbelit sampah plastik.

Bioplastik

Bioplastik atau plastik organik adalah salah satu jenis plastik yang terbuat dari sumber biomassa terbarukan, seperti minyak nabati, pati jagung, pati kacang polong dan mikrobiota, jika dibandingkan dengan plastik konvensional yang terbuat dari bahan baku petroleum. Menurut Asosiasi bioplastik Eropa, bioplastik pada umumnya bersifat dapat terdegradasi secara alami. 

Bioplastik atau kadang disebut sebagai plastik biodegradable adalah plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi biomassa, air, gas karbondioksida, dan metan melalui tahapan depolimerisasi dan mineralisasi. Karena sifatnya yang dapat kembali ke alam, plastik biodegradable merupakan bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan.

Apa Saja Jenis Kemasan Biodegradable

Ada beberapa jenis kemasan biodegradable, namun tidak semuanya cocok untuk kemasan makanan, seperti: Pertama, Kertas adalah salah satu bentuk kemasan kompos tertua dan tradisional. Ini terurai dengan sangat cepat dan dapat didaur ulang dengan mudah dan efisien. Kelemahannya adalah kertas tidak memberikan perlindungan atau penyegelan yang sama seperti jenis kemasan lainnya, sehingga tidak cocok untuk banyak kemasan makanan. 

Kedua, Polylactic acid (PLA); Poli asam laktat salah satu jenis plastik biodegradable yang terbuat dari bahan biomassa terbarukan, berupa pati-patian yang dapat diperoleh dari jagung, kentang, kacang polong, bahkan limbah tapioka. Poli asam laktat mempunyai potensi yang sangat besar dikembangkan sebagai pengganti plastik konvensional. Poli asam laktat bersifat termoplastik, memiliki kekuatan tarik dan modulus polimer yang tinggi, bobot molekul dapat mencapai 100.000 hingga 500.000, dan titik leleh antara 175-200ºC.

Ketiga, Selulosa yang merupakan kemasan nabati sangat mudah terurai dan merupakan solusi bagus untuk kemasan jangka pendek, namun tidak dapat memberikan umur simpan atau penghalang yang tepat untuk produk makanan dan mudah berubah warna saat disimpan.

Keempat, Rumput laut: Seperti selulosa, bahan berbahan dasar rumput laut sangat mudah terurai secara hayati, dan cocok untuk pengemasan jangka pendek, namun tidak stabil dan tidak cocok untuk pengemasan, transportasi, dan penyimpanan makanan.

Pengembangan bahan plastik biodegradabel merupakan alternatif untuk memecahkan masalah penanganan sampah plastik. Produksi bahan plastik biodegradabel mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan. Pendayagunaan pati tropis seperti sagu dan tapioka untuk bahan baku plastik biodegradabel bukan hanya membuka peluang terciptanya industri baru, tetapi juga memberikan andil dalam penyelesaian masalah penanganan sampah plastik di Indonesia walaupun polimer biodegradable saat ini hanya menggantikan sekitar 1% plastik konvensional.

***

*) Oleh : Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES